penghinaan terhadap nabi Muhammad yang kita cintai

Jewel of Medina (Permata dari Madinah): Penghinaan lagi atas Nabi Muhammad SAW yang kita cintai
Katagori :
IslamophobiaOleh : Redaksi 08 Oct 2008 - 2:30 pm Business as usual, setelah film kontroversial "Obsession: Radical Islam's War Against The West" dan bertepatan dengan "7 Tahun Misteri 11 September" lagi lagi Umat Islam harus menghadapi serangan dari kaum Islamophobia Amerika dengan diterbitkannya sebuah buku Novel "Jewel of Medina" persis pada saat Amerika juga saat ini sedang dilanda krisis yang maha dahsyat. Pemberitaannya juga seperti biasa diramaikan oleh Foxnews/CNN. Ada apa gerangan? (red)Pernyataan dari Hizbut Tahrir Inggris : Serangan provokatif yang dilakukan belakangan ini atas Islam dan Kaum Muslim terjadi menyusul akan terbitnya sebuah buku berjudul : “Jewel of Medina (Permata dari Madinah)” pada bulan Oktober 2008. Ini adalah buku yang ditolak terbit di Amerika, tapi para penerbit Inggris yang seringkali membuat tulisan-tulisan dan pernyataan-pernyataan anti-Islam ‘Londonistan’ telah memutuskan untuk menerbitkannya, dengan alasan kebebasan berbicara. ( watch wawancara dengan Irshad Manji ) Walaupun isi dan sifat alami yang sesungguhnya dari buku itu yakni penghinaan atas Nabi Muhammad (SAW) dan Ibu Orang Mukmin Siti Aishah (RA) tidak diketahui, tapi media melaporkan sekelumit pikiran yang tersimpan di buku itu. Seorang Profesor Universitas Texas, Denise Spellberg, telah membaca buku itu dan mengatakan bahwa buku itu “memperolok-olok kaum Muslim dan sejarahnya” dengan dia menggambarkan buku tersebut sebagai “sangat jelek, sebuah karya yang bodoh ” dan mengatakan “Anda tidak dapat bermain-main dengan sejarah yang sakral dan merubahnya menjadi sebuah karya pornografi murahan”. Kami masih menunggu apa yang sebenarnya terdapat dalam buku itu.Namun ada sedikit keraguan apakah penerbitan buku itu merupakan suatu permulaan serangkaian serangan atas Islam di masa datang dimana kami telah terbiasa dengan hal yang demikian di Barat – sedikit tambahan yakni serangan dilakukan atas Hijab, kartun yang menghina Nabi Muhammad (SAW), seruan untuk melarang Qur’an dan penghinaan-penghinaan lain yang telah kita lihat dalam dua tahun terakhir. Semua itu adalah contoh-contoh atas apa yang dinamakan ‘toleransi’ dan ’sikap moderat’ atas nilai-nilai Barat sebagaimana yang seringkali diulang-ulang oleh para politisi.Dalam hal serangan mendatang atas Islam, sangatlah penting bahwa Kaum Muslim sadar akan agenda mereka dan meresponnya secara terbaik menurut Islam. Sebagian dari agenda mereka adalah untuk mengintimidasi Kaum Muslim sehingga mereka bisa menekan kita untuk menerima nilai Barat atas kebebasan berbicara. Mereka ingin kita untuk mengikuti argumen bahwa kita mungkin tidak suka akan penghinaan, tapi kita tentu saja harus menerima hak untuk dihina dan yang hal terjelek adalah tetap menerima penghinaan itu atas hal-hal yang kita anggap sakral. Hal ini tidak bisa diterima karena beberapa alasan.Pertama, Islam tidak memperbolehkan untuk mempertunjukkan penghinaan atas hal sakral yang diyakini seseorang sebagaimana Islam dihina oleh Kaum Sekuler di zaman modern ini.Kedua, hadis Nabi yang terkenal yang mewajibkan kita untuk merubah kemunkaran, mewajibkan kita untuk membenci kemunkaran di dalam hati, jika kemunkaran tadi tidak bisa dirubah dengan tangan atau dengan kata-kata. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menghargai nilai kebebasan berbicara yang tidak terbatas yang memungkinkan penghinaan yang sedemikian rupa atas Islam tanpa berada jauh dalam keadaan dibawah ‘selemah-lemahnya Iman’ seperti yang disebutkan dalam hadis tadi.Ketiga, kebebasan bereskpresi di Barat adalah sebuah nilai yang telah menyebabkan kerusakan yang besar dalam masyarakat. Di Eropa, penghinaan atas Nabi Isa (Jesus) anak Maryam (AS) sekarang menjadi hal yang biasa. Orang Kristen di Barat telah terbiasa atas penghinaan semacam itu dan biasanya hanya mampu berkata sedikit. Namun, masyarakat yang begitu mudahnya menghina umat Islam, umat terbaik dalam sejarah juga mengeluh akan kurangnya rasa hormat atas orang tua, guru, pihak berwenang dan bahkan antar mereka sendiri dalam masyarakat – dan gagal untuk melihat adanya hubungan keduanya.Lagi pula, kebebasan berekspresi yang tidak terbatas adalah kebebasan untuk menghina, dan hak untuk bebas menghina orang lain tidak bisa menghasilkan masyarakat yang harmonis dan saling menghargai. Paling tidak hal ini menjelaskan mengapa Eropa yang sekuler begitu tidak mampunya untuk bertoleransi atas perbedaan; dan sejarah terburuk Eropa menunjukkan bagaimana kebebasan untuk menghina ini sangat cepat berubah menjadi kebebasan untuk menganiaya orang lain.Di sisi lain, merespon provokasi yang disengaja itu dengan ancaman-ancaman kekerasan hanya akan membuat kita masuk ke dalam perangkap yang dibuat oleh para penerbit – yang tidak diragukan lagi berharap untuk mendapat jutaan dolar dari kontroversi yang diciptakan oleh buku murahan itu. Siapapun yang masuk ke dalam perangkap ini hanya akan melengkapi pekerjaan musuh-musuh Allah dan Rasul Nya.Jadi bagaimana seharusnya respon Kaum Muslim?
Pertama, kita harus tahu bahwa tidak akan pernah ada pertahanan apapun atas harga diri dan kehormatan Islam tanpa Khilafah Islam –sebuah pemerintahan yang akan bertindak dan berbicara untuk mempertahankan Islam dan Kaum Muslim di tingkat dunia. Saat ini, para pemimpin Barat secara fanatik mempertahankan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi mereka yang nilainya tidak lebih dari pendudukan dan eksploitasi. Dimanakah pemimpin Muslim yang berdiri membela Nabi Muhammad SAW yang kita cintai? Dimakah pemimpin yang berdiri menentang penghinaan atas Islam yang dilakukan dari hari ke hari?Ketika Khilafah muncul, para pemerintahan Barat akan berpikir dua kali sebelum mengizinkan dilakukannya ejekan dan penghinaan atas Allah dan Rasul Nya. Jadi, yang diperlukan pada hari ini adalah mendirikan kembali Khilafah Islam, sebuah metode persatuan dan kepemimpinan Umat.Rezim-rezim yang ada pada saat ini di Dunia Islam – seperti keluarga Kerajaan Al Saud – yang telah mempergunakan pengaruh mereka untuk melakukan penghentian investigasi kasus penipuan – di Inggris – atas aktivitas bisnis mereka sendiri. Namun mereka membisu atas penghinaan yang dilakukan kepada Rasulullah.Semua Muslim harus bergabung dalam seruan untuk mendirikan Khilafah, karena inilah jalan satu-satunya bagaimana hal-hal semacam ini selayaknya dihadapi. Memang, seringnya serangan atas Islam seharusnya membuat kita untuk semakin memperkeras usaha untuk mendirikan Negara yang yang menjunjung tinggi kehormatan Islam.
Kedua, kita harus menghadapi isu-isu ini dengan argumen-argumen yang efektif dan protes yang menunjukkan pada masyarakat luas akan buah nilai-nilai mereka yang membolehkan penghinaan atas Para Nabi dan Utusan-utusan Nya, yang telah menyebabkan rasa tidak hormat yang sistimatis dalam masyarakat dimana mereka tidak punya jalan keluarnya. Kita harus melakukan ini lewat surat-surat, artikel-artikel, telepon ke media , petisi, pembicaraan, debat dan – jika perlu – menyeruakan protes di jalan.
Ketiga. Kaum Muslim harus membuat kesempatan ini untuk mendidik dunia tentang siapakah sebenarnya Nabi Muhammad (SAW) sesunggunya - sebaik-baiknya ciptaan, dan sebaik-baiknya contoh. Banyak orang akan menanyakan tentang sifat sesungguhnya dari Nabi yang kita cintai dan kita harus menyatukan kesempatan ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.Adalah mungkin bahwa respon atas buku ini dan penghinaan-penghinaan lain yang menjijikkan adalah serupa dengan yang dilakukan atas film bodoh yang dibuat Geert Wilders - dimana masyarakat melihat dia dan filmnya sebagai sampah yang sama sekali tidak berharga dan begitulah mereka sesungguhnya. Tapi, mungkin saja bahwa respon dari masyarakat atas buku ini adalah seperti atas kartun kotor yang dibuat oleh orang Denmark – sebagian politisi dan media menganggap isu ini sebagai sebuah perayaan kebebasan berbicara dan dengan demikian masyarakat secara kolektif merayakan penghinaannya atas Islam. Dalam situasi seperti ini, Kaum Muslim seharusnya memobilisir diri mereka secara kolektif, dan tidak hanya bersuara mengecam aksi itu, melainkan secara terbuka menyatakan di hadapan Allah (SWT) bahwa mereka terbebas untuk disalahkan atas isu ini.Hizbut-Tahrir Inggris akan bekerja dengan komunitas muslim di Inggris untuk mengangkat kesadaran masyarakat terhadap isu ini dan menyatukan komunitas muslim untuk memberikan respon dengan cara yang paling efektif, Inshallah. “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa Ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang (QS 61:14) ( sumber : www.khilafah.com; Selasa, 30 September 2008/HTI )

MUTIARA HIKMAH

  1. Daripada Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda : Siapakah yang akan mengambil daripadaku beberapa perkataan lalu beramal dengannya atau memberitahu siapa yang akan mengamalkannya? Jawabku : Saya, wahai Rasulullah. Lalu Rasulullah SAW memegang tanganku dan mengira lima. Sabda baginda ;"Jauhkanlah larangan-larangan nescaya engkau akan menjadi manusia yang paling beribadah; relalah dengan apa yang telah Allah SWT kurniakan kepadamu nescaya engkau akan menjadi manusia paling kaya; berbuat baiklah kepada jiran nescaya jadilah engkau orang mukmin sejati; Kasihilah orang lain sepertimana engkau mengasihi dirimu sendiri nescaya engkau menjadi sebenar-benar muslim dan janganlah engkau banyak ketawa kerana ia akan mematikan hati". (Maksud hadis)

  2. Daripada Abi Hurairah RA rasulullah SAW menyatakan mukmin yang kuat adalah lebih baik dan dikasihi daripada mukmin yang lemah. Dan dalam semua kebaikan maka rebutlah perkara yang memberi faedah kepada dirimu. Dan mintalah pertolongan daripada Allah dan jangan kamu bersifat lemah. Dan apabila kamu ditimpa bencana jangan kamu mengatakan kalaulah aku berbuat begini tentu akan jadi begini. Bahkan hendaklah kamu berkata bahawa ini adalah suatu ketentuan Allah dan berlaku dengan kehendakNya. Sesungguhnya perkataan 'kalau' ini membuka pintu perbuatan syaitan." (Maksud Hadis).

  3. Mencari kekayaan dan kesenangan dunia tanpa dibatasi dengan keimanan dan kemuliaan akhlak akan menjejaskan ketenteraman, mencalar keadilan dan menghakis kemanusiaan. (al-Iman wa al-Hayah - Syeikh Yusuf al-Qaradhawy).

  4. Orang yang dilanda keluh kesah, kesempitan dada, kosong jiwa, resah dan kesepian hanyalah orang yang tidak memperoleh nikmat iman dan keyakinan.(al-Iman wa al-Hayah - Syeikh Yusuf al Qaradhawy).

  5. "Keimanan berperanan besar dalam membatasi jiwa menusia yang sarat dengan sifat loba, tidak cukup dengan yang sedikit, tidak puas dengan yang banyak dan tidak memadai dengan yang halal."./al-Iman wa al-Hayah - Syeikh Yusuf al-Qaradhawy).

  6. Ilmu adalah panduan, harta adalah alat. Kedua-duanya adalah untuk menegakkan kebenaran, bukan untuk mencari kepentingan dan jauh sekali dari tujuan kesombongan dan kebanggaan. (Kata-kata Hukama').

  7. Jika hati tercemar dengan keburukan dunia, akibatnya terhalanglah ukhuwah yang ikhlas, lantaran hati yang tandus dan malas memikirkan kebenaran. Akhirnya hilang segala nikmat yang Allah SWT berikan, tiada rasa lazat keimanan dan yang tinggal hanyalah tekanan. Insaflah wahai saudaraku, jika kita terlanjur jalan, usah malu mohon keampunan, malah bersegeralah untuk dibimbing kembali kepangkal jalan. Semoga Allah SWT beri keampunan dan kerahmatan .(Kata-kata Hukama')

  8. Kenapa ada benci pada sesuatu yang tidak sepatutnya kita membenci. Kenapa kedekut kasih sayang pada orang yang sepatutnya kita memberi? Kenapa bakhil kemaafan pada orang yang menyakiti? Kenapa tiada ukhuwwah, padahal insan lebih mulia daripada haiwan. (Kata-kata Hukama')

  9. Sesungguhnya manusia itu dijadikan bertabiat resah gelisah (bakhil lagi kedekut). Apabila ia ditimpa kesusahan, ia sangat gelisah dan apabila beroleh kesenangan ia menjadi bakhil." (Mafhum Surah AI-Ma'arij :19-21).

  10. Amat besar kebenciannya di sisi Allah apabila kamu memperkatakan sesuatu yang kamu tidak melakukannya. (Mafhum Surah al-Saf :3)

  11. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan perkataan yang menyakitkan (Mafhum Surah AI-Baqarah: 263).

  12. Tidak masuk syurga orang yang suka menabur fitnah. (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

  13. Tidak akan masuk ke dalam syurga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan walau sebesar zarah sekalipun. (Hadis riwayat Muslim).

  14. Allah SWT tidak melihat kepada fizikal atau rupa paras kamu. Sesungguhnya Allah hanya melihat kepada hati dan perbuatan kamu.(Hadis riwayat Muslim).

  15. Siapa yang akan diberikan kebaikan (nikmat) oleh Allah diberikannya penderitaan(lebih dahulu). (Hadis riwayat Bukhari).

  16. Sesiapa yang bertengkar dalam sesuatu pergaduhan tanpa usul periksa nescaya ia akan sentiasa berada dalam kemurkaan Allah sehingga ia mati. (Hadis riwayai Abu Dunya).

  17. Manusia lumrah melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan ialah mereka yang bertaubat. (Hadis riwayat Ahmad dan At-Tarmizi).

  18. Barangsiapa menempatkan dirinya di tempat yang dapat menimbulkan persangkaan, maka janganlah menyesal kalau orang menyangka buruk kepadanya. (Khalifah Umar al-Khattab).

  19. Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri clan mengucapkan kata-kata yang lemah-lembut. (Khalifah Umar al-Khattab).

  20. Orang yang tidak menguasai matanya, hatinya tidak ada harganya. (Khalifah Ali bin Abi Talib).

  21. Aku dapati bahawa manusia yang paling lama mengalami kesusahan ialah pendengki, yang paling tenang hidupnya adalah orang yang qana'ah (iaitu memada dengan yang ada), yang paling rendah kehidupannya ialah mereka yang menolak dunia, dan yang paling besar penyesalannya ialah orang yang berilmu tetapi melampaui batas.(Kata-kata Hukama').

  22. Di antara fitnah orang yang berilmu (orang alim) ialah apabila berkata-kata lebih disukainya daripada mendengar. Padahal mendengar itu lebih selamat daripada berkata-kata kerana dalam berkata-kata orang cenderung untuk mengisi, menambah dan mengurangi. (Yazid bin Abi Habib).

  23. Siapa yang berasa senang dengan pujian orang terhadap dirinya, bererti ia telah mengizinkan syaitan untuk masuk ke dalam perutnya. (Ahmad Athaillah).

  24. Keadaan hamba ini hanya ada empat macam: Nikmat, bala, taat dan maksiat. Maka jika ada di dalam nikmat, kewajipan hamba adalah bersyukur kepada Allah SWT dan jika menerima bala harus sabar dan jika dapat melakukan ketaatan harus merasa mendapat taufik hidayat daripada Allah manakala bila tergelincir dalam dosa maksiat, maka harus beristighfar. (Abu al-Abbas AIMasri).

  25. Ada empat hal yang dapat mengangkat seseorang kepada darjat yang tertinggi, walaupun amal dan ibadahnya sedikit, iaitu bersifat pemaaf, merendah diri, pemurah dan budi pekerti yang baik. Itulah kesempurnaan iman. (Abul Qasim Al-Junaid).

  26. Hai anakku! Apabila perut penuh, nescaya tidurlah fikiran, bisulah ilmu hikmah dan duduklah (malaslah) anggota tubuh daripada beribadah. (Ahli Hikma.)

  27. Mata yang berasal dari unsur air memiliki sifat adil. Dengan melihat sinar mata seseorang, kita boleh mengetahui isi hatinya. Mulut boleh berdusta, tetapi pancaran mata seseorang akan mengatakan yang sebenarnya memantulkan kata hati yang sesungguhnya. (Ahli Hikmah).

  28. Sesungguhnya Allah SWT menyukai orang yang tidak lekas marah, yang pemalu, yang merasa cukup (qana'ah), yang menjaga diri daripada meminta-minta dan menjadi bapa kepada keluarga yang bertaqwa. Allah SWT marah pada orang yang keji perbuatannya, buruk lidahnya, suka meminta-minta, yang memaksa dan yang kurang cerdik. (ahli Hikmah).

  29. Sebuah musibah akan terasa menjadi kenikmatan jika kita berjaya menghadapinya dengan rasa syukur, sabar dan bertawakal serta merenungi hikmah dari setiap kejadian. (Kata-kata Hukama').

  30. Rasulullah SAW pernah bersabda : Cintailah sesuatu itu sekadar saja. Berkemungkinan ia akan menjadi kebencianmu pada suatu seketika. Bencilah yang engkau benci itu sekadar saja, berkemungkinan ia akan menjadi kecintaanmu pada suatu ketika. (al-Hadis).

  31. Kunci kebahagiaan seorang hamba adalah jika apabila dia mampu bersyukur atas kurniaanNya, bersabar atas cobaan-Nya dan bertaubat atas dosanya. (Kata-kata Hukama')

  32. Jadikanlah masalah itu sebagai ianda cinta ALLAH SWT pada kita bukan sebagai bebanan.

  33. Kecantikan yang abadi terletak pada keelokkan adab dan ketinggian ilmu seseorang, bukan terletak pada wajah dan pakaiannya. (Hamka).

  34. Mahkota adab dan sopan santun lebih tinggi nilainya daripada mahkota yang bertahtakan ratna dan mutu manikam.( Budiman ).

  35. Kata-kata yang lemah lembut dan beradab dapai melembutkan hati dan manusia yang keras. ((Hamka/.

  36. Bertambah kuat kepercayaan kepada agama, berfambah tinggi darjatnya di dalam pergaulan hidup dan bertambah naik tingkah laku dan akal budinya. ( Hamka ).

  37. Pergaulan mempengaruhi didikan minda. Oleh itu, untuk kebersihan jiwa hendaklah anda hendaklah bergaul dengan orang-orang beradab dan berbudi mulia agar dapat kita kutip manfaatnya. (Hamka).

  38. Sifat utama pemimpin ialah beradab dan mulia hati. (Imam AlGhazali).

  39. Mengikut adab kesopanan, tetamu yang tidak menghormati diri dan tidak menghormati ahli rumah yang ditemui, bukanlah orang yang patut dihormati.( Hamka)

  40. Orang beradab pasti pandai menghormati keyakinan orang lain, walaupun dia sendiri tidak sesuai dengan keyakinan orang itu. (Hamka).

  41. Adil ialah menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah dan membenarkan yang benar, mengembalikan hak yang empunya dan jangan berlaku zalim di atasnya. ( Hamka).

  42. Berani menegakkan keadilan, walaupun mengenai diri sendiri, adalah puncak segala keberanian. ( Hamka ).

  43. Yang benar tetap benar, yang salah tetap salah.Kaya dan miskin di hadapan keadilan adalah sama. ( Hamka).

  44. Adil dalam budi pekerti ialah mengamalkan iffah (lembut hati). Adil menghadapi Iawan adalah bersifat dengan sifat syaja'ah (berani). Adil dalam pergaulan ialah menghindarkan sifat bertangguh dan lalai. Adil di dalam masyarakat ialah menenggelamkan kepentingan diri sendiri demi kepentingan masyarakat keseluruhannya ( Hamka ).

  45. Tujuan agama yang benar dan ilmu yang benar hanyalah satu iaitu menuju kebenaran yang mutlak.llmu untuk mengetahui dan agama untuk merasai.llmu untuk bendanya dan agama untuk jiwanya. ( Hamka ).

  46. Agama tidak melarang sesuatu perbuatan kalau perbuatan itu tidak merosak jiwa. Agama ticlak menyuruh,kalau suruhan ticlak membawa selamat dan bahagia jiwa. ( Hamka).

  47. Maksud agama ialah merentangkan jalan, manakala fikiran ialah membanding dan menimbang. ( Hamka).

  48. Tiga sifat yang ditimbulkan oleh agama, iaitu perasaan malu iaitu enggan mendekati suatu yang tercela. Boleh dipercayai di dalam pergaulan hidup ( amanah), benar dan jujur. ( Hamka ).

  49. Kepercayaan kepada Tuhan itu telah ada dalam lubuk jiwa manusia namun kepercayaan tentang adanya ALLAH itu belum menjadi jaminan bahawa orang itu tidak sesat. ( Hamka).

  50. Seseorang mukmin dengan mukmin yang lain laksana susunan batu-bata sebuah bangunan, yang satu menguatkan yang lain. (maksud hadis ).

  51. Apabila sempuran akal, maka akan berkuranglah perkataan. (Saidina Ali Abi Talib).

  52. Orang yang berakal, tidak berdukacita kerana miskin, bahkan yang menjadikannya berdukacita ialah sekiranya ia berkurangan akal dan ticlak mengerjakan amal soleh. (ulama).

  53. Sifat pemarah adalah musuh utama akal rasional. (Saidina Ali Abi Talib ).

  54. Sedalam mana pun ilmu seseorang itu, tidak mungkin memberi manfaat kepada dirinya selagi ilmunya tidak dipandu oleh akal. (Lukmanul Hakim).

  55. Akal yang sihat daripada badan yang sihat. ( Lidah pendeta ).

  56. Salah satu tugas agama ialah memelihara akal. Memelihara akal ialah dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, melatih diri berfikir dan merenungkannya. (Hamka).

  57. Kebahagiaan terletak pada kemenangan memerangi hawa nafsu dan menahan kehendak yang berlebih-lebihan. ( Imam AI-Ghazali ).

  58. Kenal akan keindahan dan sanggup menyatakan keindahan itu kepada orang lain adalah bahagia. ( Hamka ).

  59. Bahagia sekali orang-orang yang menahan lidahnya daripada berkata-kata secara berlebih-lebihan dan mendermakan hartanya yang lebih. ( maksud hadis).

  60. Berbahagialah orang yang dapat menyalahkan dirinya sendiri sebelum menyalahkan orang lain. ( Maksud hadis ).

  61. Anggaplah dunia sebagai sebuah tempat yang penuh dengan beraneka perkara menarik yang menunggu anda untuk meneroka don mempelajarinya. (Kata-kata Hukama')

  62. Anda perlu sentiasa bersedia untuk memberi pertolongan, bantuan dan khidmat kepada orang lain. (Kata-kata Hukama')

  63. Bersyukur dan bergembiralah terhadap kejayaan dan kemajuan yang dicapai oleh orang lain dan jangan sekali-kali anda merasa cemburu atau iri hati terhadap mereka. (Kata-kata Hukama')

  64. Anda hendaklah lebih banyak berfikir dan bercakap tentang pengalaman-pengalaman yang menggembirakan daripada pengalaman-pengalaman yang membawa duka nestapa. (Katakata Hukama')

  65. Bersyukur dan berpuas hatilah dengan apa yang anda miliki sekarang. Jangan sekali-kali berfikir bahawa anda akan bergembira setelah memiliki perkara-perkara yang tidak anda miliki sekarang. (Kata- kata Hukama')

  66. Sendirian lebih baik daripada mengambil teman duduk dengan orang jahat, dan teman duduk orang baik adalah lebih baik daripada sendirian. (Kata-kata Hukama').

  67. Sahabat sejati adalah orang-orang yang dapat berkata-kata benar denganmu, dan bukan orang-orang yang dapat membenarkan kata-katamu. (Kata-kata hukama').

Perjalanan Sufi Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a.

Suatu ketika saat berkelana beliau berkata dalam hati, “Ya Allah, kapankah aku bisa menjadi hamba-Mu yang bersyukur?” Kemudian terdengarlah suara, “Kalau kamu sudah mengerti dan merasa bahwa yang diberi nikmat hanya kamu saja” Beliau berkata lagi, “Bagaimana saya bisa begitu, padahal Engkau sudah memberi nikmat kepada para Nabi, Ulama dan Raja?” Kemudian terdengar suara lagi, “Jika tidak ada Nabi, kamu tidak akan mendapat petunjuk, jika tidak ada Ulama kamu tidak akan bisa ikut bagaimana caranya beribadah, jika tidak ada Raja kamu tidak akan merasa aman. Itu semua adalah nikmat dari-Ku yang kuberikan hanya untukmu”.

ِِSyadziliyah adalah nama suatu desa di benua Afrika yang merupakan nisbat nama Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. Beliau pernah bermukim di Iskandar sekitar tahun 656 H. Beliau wafat dalam perjalanan haji dan dimakamkan di padang Idzaab Mesir. Sebuah padang pasir yang tadinya airnya asin menjadi tawar sebab keramat Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. Beliau belajar ilmu thariqah dan hakikat setelah matang dalam ilmu fiqihnya. Bahkan beliau tak pernah terkalahkan setiap berdebat dengan ulama-ulama ahli fiqih pada masa itu. Dalam mempelajari ilmu hakikat, beliau berguru kepada wali quthub yang agung dan masyhur yaitu Syekh Abdus Salam Ibnu Masyisy, dan akhirnya beliau yang meneruskan quthbiyahnya dan menjadi Imam Al-Auliya’. Peninggalan ampuh sampai sekarang yang sering diamalkan oleh umat Islam adalah Hizb Nashr dan Hizb Bahr, di samping Thariqah Syadziliyah yang banyak sekali pengikutnya. Hizb Bahr merupakan Hizb yang diterima langsung dari Rasulullah saw. yang dibacakan langsung satu persatu hurufnya oleh beliau saw. Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. pernah ber-riadhah selama 80 hari tidak makan, dengan disertai dzikir dan membaca shalawat yang tidak pernah berhenti. Pada saat itu beliau merasa tujuannya untuk wushul (sampai) kepada Allah swt. telah tercapai. Kemudian datanglah seorang perempuan yang keluar dari gua dengan wajah yang sangat menawan dan bercahaya. Dia menghampiri beliau dan berkata, ”Sunguh sangat sial, lapar selama 80 hari saja sudah merasa berhasil, sedangkan aku sudah enam bulan lamanya belum pernah merasakan makanan sedikitpun”. Suatu ketika saat berkelana, beliau berkata dalam hati, “Ya Allah, kapankah aku bisa menjadi hamba-Mu yang bersyukur?”. Kemudian terdengarlah suara, “Kalau kamu sudah mengerti dan merasa bahwa yang diberi nikmat hanya kamu saja”. Beliau berkata lagi, “Bagaimana saya bisa begitu, padahal Engkau sudah memberi nikmat kepada para Nabi, Ulama dan Raja?”. Kemudian terdengarlah suara lagi, “Jika tidak ada Nabi, kamu tidak akan mendapat petunjuk, jika tidak ada Ulama kamu tidak akan bisa ikut bagaimana caranya beribadah, jika tidak ada Raja kamu tidak akan merasa aman. Itu semua adalah nikmat dari-Ku yang kuberikan hanya untukmu”. Beliau pernah khalwat (menyendiri) dalam sebuah gua agar bisa wushul (sampai) kepada Allah swt. Lalu beliau berkata dalam hatinya, bahwa besok hatinya akan terbuka. Kemudian seorang waliyullah mendatangi beliau dan berkata, “Bagaimana mungkin orang yang berkata besok hatinya akan terbuka bisa menjadi wali. Aduh hai badan, kenapa kamu beribadah bukan karena Allah (hanya ingin menuruti nafsu menjadi wali)”. Setelah itu beliau sadar dan faham dari mana datangnya orang tadi. Segera saja beliau bertaubat dan minta ampun kepada Allah swt. Tidak lama kemudian hati Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. sudah di buka oleh Allah swt. Demikian di antara bidayah (permulaaan) Syekh Abul Hasan As-Syadzili. Beliau pernah dimintai penjelasan tentang siapa saja yang menjadi gurunya? Sabdanya, “Guruku adalah Syekh Abdus Salam Ibnu Masyisy, akan tetapi sekarang aku sudah menyelami dan minum sepuluh lautan ilmu. Lima dari bumi yaitu dari Rasululah saw, Abu Bakar r.a, Umar bin Khattab r.a, Ustman bin ‘Affan r.a dan Ali bin Abi Thalib r.a, dan lima dari langit yaitu dari malaikat Jibril, Mika’il, Isrofil, Izro’il dan ruh yang agung. Beliau pernah berkata, “Aku diberi tahu catatan muridku dan muridnya muridku, semua sampai hari kiamat, yang lebarnya sejauh mata memandang, semua itu mereka bebas dari neraka. Jikalau lisanku tak terkendalikan oleh syariat, aku pasti bisa memberi tahu tentang kejadian apa saja yang akan terjadi besok sampai hari kiamat”. Syekh Abu Abdillah Asy-Syathibi berkata, “Aku setiap malam banyak membaca Radiya Allahu ‘An Asy-Syekh Abil Hasan dan dengan ini aku berwasilah meminta kepada Allah swt apa yang menjadi hajatku, maka terkabulkanlah apa saja permintaanku”. Lalu aku bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw. dan aku bertanya, “Ya Rasulallah, kalau seusai shalat lalu berwasilah membaca Radiya Allahu ‘An Asy-Syekh Abil Hasan dan aku meminta apa saja kepada Allah swty. apa yang menjadi kebutuhanku lalu dikabulkan, seperti hal tersebut apakah diperbolehkan atau tidak?”. Lalu Nabi saw. Menjawab, “Abul Hasan itu anakku lahir batin, anak itu bagian yang tak terpisahkan dari orang tuanya, maka barang siapa bertawashul kepada Abul Hasan, maka berarti dia sama saja bertawashul kepadaku”. Pada suatu hari dalam sebuah pengajian Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. menerangkan tentang zuhud, dan di dalam majelis terdapat seorang faqir yang berpakaian seadanya, sedang waktu itu Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili berpakaian serba bagus. Lalu dalam hati orang faqir tadi berkata, “Bagaimana mungkin Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. berbicara tentang zuhud sedang beliau sendiri pakaiannya bagus-bagus. Yang bisa dikatakan lebih zuhud adalah aku karena pakaianku jelek-jelek”. Kemudian Syekh Abul Hasan menoleh kepada orang itu dan berkata, “Pakaianmu yang seperti itu adalah pakaian yang mengundang senang dunia karena dengan pakaian itu kamu merasa dipandang orang sebagai orang zuhud. Kalau pakaianku ini mengundang orang menamakanku orang kaya dan orang tidak menganggap aku sebagai orang zuhud, karena zuhud itu adalah makam dan kedudukan yang tinggi”. Orang fakir tadi lalu berdiri dan berkata, “Demi Allah, memang hatiku berkata aku adalah orang yang zuhud. Aku sekarang minta ampun kepada Allah dan bertaubat”.
Di antara Ungkapan Mutiara Syekh Abul Hasan Asy-Syadili: 1. Tidak ada dosa yang lebih besar dari dua perkara ini : pertama, senang dunia dan memilih dunia mengalahkan akherat. Kedua, ridha menetapi kebodohan tidak mau meningkatkan ilmunya.
2. Sebab-sebab sempit dan susah fikiran itu ada tiga : pertama, karena berbuat dosa dan untuk mengatasinya dengan bertaubat dan beristiqhfar. Kedua, karena kehilangan dunia, maka kembalikanlah kepada Allah swt. sadarlah bahwa itu bukan kepunyaanmu dan hanya titipan dan akan ditarik kembali oleh Allah swt. Ketiga, disakiti orang lain, kalau karena dianiaya oleh orang lain maka bersabarlah dan sadarlah bahwa semua itu yang membikin Allah swt. untuk mengujimu.
Kalau Allah swt. belum memberi tahu apa sebabnya sempit atau susah, maka tenanglah mengikuti jalannya taqdir ilahi. Memang masih berada di bawah awan yang sedang melintas berjalan (awan itu berguna dan lama-lama akan hilang dengan sendirinya). Ada satu perkara yang barang siapa bisa menjalankan akan bisa menjadi pemimpin yaitu berpaling dari dunia dan bertahan diri dari perbuatan dhalimnya ahli dunia. Setiap keramat (kemuliaan) yang tidak bersamaan dengan ridha Allah swt. dan tidak bersamaan dengan senang kepada Allah dan senangnya Allah, maka orang tersebut terbujuk syetan dan menjadi orang yang rusak. Keramat itu tidak diberikan kepada orang yang mencarinya dan menuruti keinginan nafsunya dan tidak pula diberikan kepada orang yang badannya digunakan untuk mencari keramat. Yang diberi keramat hanya orang yang tidak merasa diri dan amalnya, akan tetapi dia selalu tersibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang disenangi Allah dan merasa mendapat anugerah (fadhal) dari Allah semata, tidak menaruh harapan dari kebiasaan diri dan amalnya.
Di antara keramatnya para Shidiqin ialah :
1. Selalu taat dan ingat pada Allah swt. secara istiqamah (kontineu).
2. Zuhud (meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawi).
3. Bisa menjalankan perkara yang luar bisa, seperti melipat bumi, berjalan di atas air dan sebagainya.
Diantara keramatnya Wali Qutub ialah :
1. Mampu memberi bantuan berupa rahmat dan pemeliharaan yang khusus dari Allah swt.
2. Mampu menggantikan Wali Qutub yang lain.
3. Mampu membantu malaikat memikul Arsy.
4. Hatinya terbuka dari haqiqat dzatnya Allah swt. dengan disertai sifat-sifat-Nya.
Kamu jangan menunda ta’at di satu waktu, pada waktu yang lain, agar kamu tidak tersiksa dengan habisnya waktu untuk berta’at (tidak bisa menjalankan) sebagai balasan yang kamu sia-siakan. Karena setiap waktu itu ada jatah ta’at pengabdian tersendiri. Kamu jangan menyebarkan ilmu yang bertujuan agar manusia membetulkanmu dan menganggap baik kepadamu, akan tetapi sebarkanlah ilmu dengan tujuan agar Allah swt. membenarkanmu. Radiya allahu ‘anhu wa ‘aada ‘alaina min barakatihi wa anwarihi wa asrorihi wa ‘uluumihi wa ahlakihi, Allahumma Amiin.

Rahasia Infaq

Diakui atau tidak, kita dalam hidup sehari-hari masih selalu terserimpung dengan perasaan berat untuk menginfakkan sebagian harta kita kepada yang berhak. Kita sering tidak merasa tersentuh oleh anak-anak kecil yang memanggil-manggil dengan menjajakan koran di depan jendela mobil kita, saat kita berhenti di persimpangan jalan. Kita sering perhitungan untuk membantu tetangga yang kelaparan, para pengemis yang terdesak lapar, para fakir miskin yang tidak sanggup lagi membiayai anaknya sekolah. Untuk zakat saja yang merupakan kewajiban, kita selalu berusaha menghindar dan mencari-cari alasan. Apa yang membuat berat? Apakah harta kita akan berkurang? Apakah Infaq dan zakat memang menguras harta kekayaan kita?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini ada beberapa hal yang harus disadari:
Pertama: kurangnya, kalau tidak ingin disebut tidak ada, kesadaran bahwa harta yang kita miliki itu sebenarnya milik Allah. Kita bukan pemilik yang sebenarnya. Kita hanya pembawa amanat. Suatu saat, sehebat apapun kita menjaga dan menyimpannya, kita pasti akan meninggalkannya. Kita pasti akan berpisah dengan harta kekayaan, bahkan kita akan diminta pertanggung jawaban mengenai sejauh mana kita menggunakan harta yang kita genggam. Tidak adanya kesadaran seperti ini, menyebabkan lahirnya pemahaman yang salah: bahwa harta itu itu milik kita sepenuhnya, ia adalah hasil keringart dan jerih payahnya. Akibatnya ia menjadi pelit dan kikir, padahal kalau ia pikirkan secara mendalam, ia akan sampai kepada sebuah ajwaban, bahwa yang menentukan kaya tidaknya seseorang, bukan karena keringat dan jerih payahnya, melainkan Allah.
Lihat kenyataan yang sering ada dalam kehidupan kita, banyak kita menyaksikan saudara-saudara kita bekerja keras siang dan malam, tapi ternyata rejekinya masih saja hanya cukp dimakan. Di saat yang sama kita juga menyaksikan sejumlah orang yang hanya duduk santai, bahkan tidur-tiduran,tapi Allah melimpahkan kepadanya kekayaan yang melimpah ruah.
Kedua: kurang mantapnya keyakinan akan janji Allah, bahwa setiap apa yang kita infakkan akan mendapatkan ganti tujuh ratus kali lipat. Akibatnya kita selalu keberatan untuk berinfaq. Sebab kita selalu yakin bila berinfaq hartanya pasti akan berkurang, padahal janji Allah pasti dan tidak pernah diingkari. Sungguh betapa banyak bukti-bukti yang menguatkan betapa Allah melimpahkan harta orang-orang yang selalu membayar zakat dan infaq. Dalam kisah orang-orang soleh sering kita membaca bahwa mereka begitu kuat keyakinanya terhadap janji Allah tersebut, sehingga mereka tidak pernah sama sekali terbebani oleh dunia yang ada di tangan mereka. Imam Ahmad bin Hanbal, ketika diberi hadiah oleh seorang khalifah sejumlah hadiah, beliau tidak pernah berfikir bagaimana menikmati harta tersebut, malainkan beliau segera menginfakkannya kepada yang berhak. Itulah kemudian kita menyaksikan kehidupan beliau begitu berkah, dinamis dan produktif, tidak terbebani permasalahan dunia apapun. Apalagi beliau memang memilih hidup sederhana.
Ketiga: kita selalu dikuasai oleh perasaan ingin dipuji, ingin dibilang bahwa kita dermawan. Kalau tidak ada yang menyaksikan atau di depan halayak, kita tidak mau bersedekah. Baru kalau kita bisa menunjukkan gengsi sosial kita mau bersedekah. Akibatnya infaq yang kita lakukan bukan atas dasar iamn, melainkan karena gengsi sosial. Dari sininya hilangnya keberkahan dalam infaq kita. Sebab Allah sangat membenci orang yang berinfaq dengan tujuan supaya dipuji orang lain. Dalam terminology agaam, sikap semacam ini dikategorikan riyak. Suatu sikap yang akan menundang dosa. Bahkan riyak disebut juga "Assyirkul Asghar" (syirik kecil), sebab dengan sikap tersebut ia lebih menyukai dipuji orang daripada dipuji Allah. Tegasnya ia telah mensejajarkan manusia dengan Allah.
Keempat: lemahnya kesadaran bahwa setiap yang kita infaqkan akan menjadi tabungan kita di hari akhirat, yaitu kehidupan kita yang kekal kelak. Mencapai kebahagiaan dalam kehidupan ini memerlukan bekal khusus yang berkualitas. Bekal tersebut harus kita persiapkan dengan nilai-nilai keihlasan sewaktu di dunia. Salah satu bekal tersebut adalah berinfaq. Tidak harus dengan harta, namun dengan apa saja yang ia miliki. Mereka yang mempunyai ilmu bisa berinfaq dengan ilmu, mereka yang punya harta bisa berinfaq dengan hartanya, begitu seterusnya. Satu hal yang perlu kita yakini bersama bahwa barang siapa yang berinfaq di jalan Allah dengan tanpa hitungan "bighairi hisab" maka Allah akan membalasnya dengan tanpa hitungan pula. Amiin.

KUBUR BERKATA SEWAKTU SEWAKTU JENAZAH FATIMAH AZ-ZAHRA HENDAK DIKEBUMIKAN

Dikisahkan bahawa sewaktu Fatimah r.a. meninggal dunia maka jenazahnya telah diusung oleh 4 orang, antara :


1. Ali bin Abi Talib (suami Fatimah r.a)

2. Hasan (anak Fatima r.a)

3. Husin (anak Faimah r.a)

4. Abu Dzafrrin Al-Ghifary r.a

Sewaktu jenazah Fatimah r.a diletakkan di tepi kubur maka Abu Dzafrrin Al-Ghifary r.a berkata kepada kubur, "Wahai kubur, tahukah kamu jenazah siapakah yang kami bawakan kepada kamu ? Jenazah yang kami bawa ini adalah Siti Fatimah az-Zahra, anak Rasulullah S.A.W."
Maka berkata kubur, "Aku bukannya tempat bagi mereka yang berdarjat atau orang yang bernasab, adapun aku adalah tempat amal soleh, orang yang banyak amalnya maka dia akan selamat dariku, tetapi kalau orang itu tidak beramal soleh maka dia tidak akan terlepas dari aku (akan aku layan dia dengan seburuk-buruknya)."

Abu Laits as-Samarqandi berkata kalau seseorang itu hendak selamat dari siksa kubur hendaklah melazimkan empat perkara semuanya :-

1. Hendaklah ia menjaga solatnya

2. Hendaklah dia bersedekah

3. Hendaklah dia membaca al-Qur'an

4. Hendaklah dia memperbanyakkan membaca tasbih kerana dengan memperbanyakkan membaca tasbih, ia akan dapat menyinari kubur dan melapangkannya.

Adapun empat perkara yang harus dijauhi ialah :-

1. Jangan berdusta

2. Jangan mengkhianat

3. Jangan mengadu-domba (jangan suka mencucuk sana cucuk sini)

4. Jangan kencing sambil berdiri

Rasulullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud, "Bersucilah kamu semua dari kencing, kerana sesungguhnya kebanyakan siksa kubur itu berpunca dari kencing."
Seseorang itu tidak dijamin akan terlepas dari segala macam siksaan dalam kubur, walaupun ia seorang alim ulama' atau seorang anak yang bapanya sangat dekat dengan Allah. Sebaliknya kubur itu tidak memandang adakah orang itu orang miskin, orang kaya, orang berkedudukan tinggi atau sebagainya, kubur akan melayan seseorang itu mengikut amal soleh yang telah dilakukan sewaktu hidupnya di dunia ini.

Jangan sekali-kali kita berfikir bahawa kita akan dapat menjawab setiap soalan yang dikemukakan oleh dua malaikat Mungkar dan Nakir dengan cara kita menghafal. Pada hari ini kalau kita berkata kepada saudara kita yang jahil takutlah kamu kepada Allah dan takutlah kamu kepada soalan yang akan dikemukakan ke atas kamu oleh malaikat Mungkar dan Nakir, maka mereka mungkin akan menjawab, "Ah mudah sahaja, aku boleh menghafal untuk menjawabnya."

Itu adalah kata-kata orang yang tidak berfikiran. Seseorang itu tidak akan dapat menjawab setiap soalan di alam kubur jikalau dia tidak mengamalkannya sebab yang akan menjawab ialah amalnya sendiri. Sekiranya dia rajin membaca al-Qur'an, maka al-Qur'an itu akan membelanya dan begitu juga seterusnya.

Jatidiri Remaja

Setiap remaja harus mempersiapkan diri sebagai khalifah Allah. Mereka harus mempunyai tujuan dan kesungguhan sebagai insan yang taat dan kreatif. Tujuan hidup yang tidak bercanggah dengan kehendak Islam hendaklah disemai ke dalam diri seorang remaja jika mereka mahu berjaya dan maju sebagai generasi yang cemerlang dan diberkati.

Pengendalian Diri

Remaja memerlukan pengendalian diri kerana remaja belum mempunyai pengalaman yang memadai dalam perkara ini. Masa remaja banyak menyentuh perasaan seorang remaja sehingga menimbulkan jiwa yang sensitif dan peka terhadap diri dan lingkungannya. Perkembangan ini ditandai dengan cepatnya pertumbuhan fizikal dan seksual. Akibat dari pertumbuhan fizikal dan seksual yang cepat itu maka timbullah kegoncangan dan kebingungan dalam diri remaja, khususnya dalam memahami hubungan lain jenis.

Dari keadaan yang dihadapi remaja ini akan menimbulkan dua masalah. Pertama dorongan seksual kerana ingin membuktikan bahawa diri telah dewasa sehingga berakhlak yang kurang sopan di tengah masyarakat, sehingga orang ramai menilai bahawa remaja hanya menimbulkan masalah. Padahal ketika itu remaja sedang meraba-raba dalam mencari jatidirinya.Kedua, mungkin juga remaja hilang kendali dalam dirinya sehingga lebih cenderung mengikuti nafsunya itu, ataupun remaja lebih suka menyendiri dan menutup diri.

Remaja yang merasakan bahawa fizikalnya sudah seperti orang dewasa sehingga ia merasa pula harus bersikap seperti orang dewasa untuk menutup keadaan dirinya yang sebenar harus memahami bahawa anggapannya itu hanya sekadar imitasi atau peniruan. Untuk itu remaja harus pandai mengendalikan diri dalam menghadapi dunia yang penuh dengan pancaroba dan gejolak ini. Hindarilah dari hanya mengikut kehendak hati, tapi gunakanlah fikiran agar setiap keputusan yang diambil benar-benar mengikuti citarasa ibu bapa, masyarakat dan agama.

Rasa Kebebasan Remaja

Pada usia remaja sangat memerlukan kebebasan emosional dan material. Kematangan dalam bidang fizikal atau tubuh mendorong remaja untuk berdikari dan bebas dalam mengambil keputusan untuk dirinya sehingga remaja terlepas dari emosi ibu bapa dan keluarga. Ramai ibu bapa tidak memahami keinginan yang tersimpan di dalam jiwa remaja, sehingga membatasi sikap, keperibadian dan tindakan-tindakan mereka, dengan alasan merasa belas kasihan dan lain-lain. Dengan cara ibu bapa sedemikian remaja merasa dirinya tidak dipercayai oleh orang tuanya, akibatnya remaja yang tidak memahami akan hakikat dirinya sendiri akan memberontak dan melawan kepada kedua ibu bapa.

Remaja yang beriman akan mengerti bahawa rasa kebebasan yang timbul dari dalam dirinya itu bukan selamanya harus dituruti, tetapi harus diatasi dengan cara yang bijaksana. Memang betul dalam satu aspek remaja memerlukan kebebasan untuk menentukan keputusannya, namun dari aspek lain remaja masih memerlukan orang tua untuk membimbing dan memberi tunjuk ajar kepadanya. Jadi berfikirlah secara positif agar tuntutan dalam diri itu tidak mengalahkan tuntutan dan kehendak mulia orang tua terhadap diri anaknya. Jika ini dapat diatur secara efektif maka tidak akan timbul konflik kejiwaan dalam diri seorang remaja.

Rasa Kekeluargaan Remaja

Sebetulnya keperluan remaja terhadap kebebasan diri sendiri dan ingin berdikari itu bertentangan dengan keperluannya untuk bergantung terhadap ibu bapanya. Gejolak jiwa tersebut membuat remaja merasa tidak aman, kerana dari satu aspek ia sangat memerlukan keluarganya, namun dari segi yang lain dia ingin berdakari. Pengalaman kejiwaan semacam ini menyebabkan remaja menjadi bingung dan tidak menentu. Bagi remaja yang mengerti peristiwa yang sedang menimpa jiwanya dia akan berhati-hati dalam mengmbil sebarang tindakan, sehingga ia akan menjadi remaja yang tidak tertekan perasaan.

Rasa kekeluargaan dalam diri remaja ini bukan saja terjadi dalam lingkungan ibu bapa dan sanak saudara, tetapi juga pada kelompok teman seperjuangan, organisasi, sukan dan lain-lain. Jika perasaan ini disemai dengan baik, maka remaja tidak akan mengalami stres dan tekanan perasaan dan menjadikan kecenderungan jiwanya itu ke arah yang positif.

Kehidupan Sosial Remaja

Remaja sangat memerlukan agar kehadirannya diterima oleh orang-orang yang ada dalam lingkungannya, di rumah, di sekolah ataupun dalam masyarakat di mana ia tinggal. Rasa diterima kehadirannya oleh semua pihak ini menyebabkan remaja merasa aman, kerana ia merasa bahawa ada dukungan dan perhatian terhadap dirinya. Perkara ini merupakan motivasi yang baik bagi diri remaja untuk lebih berjaya dalam menghadapi kehidupannya.

Penerimaan masyarakat terhadap diri seseorang berperanan dalam mewujudkan kematangan emosi. Pada umumnya remaja sangat peka terhadap pujian dan cacian disekitarnya sehingga menyebabkan remaja mudah tersinggung. Jika ini terjadi remaja hendaklah memahami bahawa tidak semua manusia itu dalam keadaan serba baik, kemungkinan kesilapan yang dilalakukan oleh masyarakat sekitar itu dapat mendorong kita lebih matang dalam menghadapi masalah. Remaja juga harus menyedari, kemungkinan juga cacian dan celaan itu timbul kerana kesalahan dari pihak remaja sendiri. Bagi remaja yang beriman akan menghadapi suasana sosial semacam ini dengan lebih tenang dan sabar, sehingga ia akan menjadi remaja yang berhasil dan cemerlang.

Penyesuaian Diri Remaja

Penyesuaian diri terhadap orang lain dan lingkungan sangat diperlukan oleh setiap orang, terutama dalam usia remaja. Kerana pada usia ini remaja banyak mengalami kegoncangan dan perubahan dalam dirinya. Apabila seseorang tidak berhasil menyesuaikan diri pada masa kanak-kanaknya, maka ia dapat mengejarnya atau memperbaikinya pada usia remaja. Akan tetapi apabila tidak dapat menyesuaikan diri pada usia remaja, maka kesempatan untuk memperbaikinya mungkin akan hilang untuk selama-lamanya, kecuali boleh didapati melalui pengaruh pendidikan dan latihan-latihan.

Remaja yang mampu menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungannya mempunyai ciri-ciri antara lain; suka bekerjasama dengan orang lain, simpati, mudah akrab, disiplin dan lain-lain. Sebaliknya bagi remaja yang tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan orang lain atau lingkungannya mempunyai ciri-ciri; suka menonjolkan diri, menipu, suka bermusuhan, egoistik, merendahkan orang lain, buruk sangka dan sebagainya. Jika kebetulan remaja belum mampu menyesuaikan diri dengan cara yang lebih baik, maka berusahalah ke arah pembinaan akhlak yang mulia, maka insya Allah suatu saat nanti kita akan mampu. Seorang remaja jangan lekas putus asa dan patah hati dalam menghadapi kehidupan ini jika ingin lebih sukses dan cemerlang di masa akan datang.

Keyakinan Agama dan Nilai Murni Remaja

Keinginan remaja terhadap sesuatu kadang kala tidak dapat dipenuhi kerana dihalangi oleh ketentuan agama dan adat kebiasaan di tengah masyarakat. Pertentangan itu semakin ketara jika remaja menginginkan sesuatu hanya menurut selera dan kehendaknya saja. Mereka berpakaian yang tidak senonoh, menonton video lucah dan berperangai tidak manis di pandang mata, padahal semua perbuatan ini berlawanan dengan ketentuan agama dan nilai-nilai murni. Bagi remaja yang padai menempatkan dirinya pada posisi yang betul maka dia akan menghindari segala keinginan yang tercela dari kehidupannya.

Pertentangan antara keinginan remaja dengan ketentuan agama ini menyebabkan jiwa remaja memberontak dan berusaha menepis kenyataan itu dengan menurutkan kata hatinya.Remaja yang berhemah tinggi dan berakhlak mulia serta mempunyai lingkungan keluarga yang menjalankan perintah agama, maka perkara ini dengan mudah mereka hadapi. Namun bagi remaja yang telah terlanjur melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan perintah agama hendaklah berusaha memperbaiki diri agar tidak sentiasa terlena dengan sesuatu pengaruh dan kenikmatan yang bersifat semantara itu.

Demikianlah di antara pengaruh atau gejolak jiwa yang terjadi dalam diri seorang remaja. Semuanya memerlukan perhatian remaja dalam memahami dirinya sendiri, serta perhatian ibu bapa agar ada saling pengertian dalam menghadapi dan memahami seorang insan yang berstatus REMAJA. Semoga informasi tentang remaja ini berguna dalam menjana para remaja dan pelajar dalam menghadapi abad yang penuh dengan cabaran dan godaan ini.

KISAH LIMA PERKARA ANEH

Abu Laits as-Samarqandi adalah seorang ahli fiqh yang masyur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahawa antara Nabi-nabi yang bukan Rasul ada menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara.

Maka salah seorang Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi diperintahkan yang berbunyi, "Esok engkau dikehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menghala ke barat. Engkau dikehendaki berbuat, pertama; apa yang negkau lihat (hadapi) maka makanlah, kedua; engkau sembunyikan, ketiga; engkau terimalah, keempat; jangan engkau putuskan harapan, yang kelima; larilah engkau daripadanya."

Pada keesokan harinya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna hitam. Nabi itu kebingungan sambil berkata, "Aku diperintahkan memakan pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan."
Maka Nabi itu terus berjalan menuju ke bukit itu dengan hasrat untuk memakannya. Ketika dia menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan diri sehingga menjadi sebesar buku roti. Maka Nabi itu pun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnya. Bila ditelan terasa sungguh manis bagaikan madu. Dia pun mengucapkan syukur 'Alhamdulillah'.

Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya lalu bertemu pula dengan sebuah mangkuk emas. Dia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan, lantas Nabi itu pun menggali sebuah lubang lalu ditanamkan mangkuk emas itu, kemudian ditinggalkannya. Tiba-tiba mangkuk emas itu terkeluar semula. Nabi itu pun menanamkannya semula sehingga tiga kali berturut-turut.
Maka berkatalah Nabi itu, "Aku telah melaksanakan perintahmu." Lalu dia pun meneruskan perjalanannya tanpa disedari oleh Nabi itu yang mangkuk emas itu terkeluar semula dari tempat ia ditanam.

Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba dia ternampak seekor burung helang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian terdengarlah burung kecil itu berkata, "Wahai Nabi Allah, tolonglah aku."
Mendengar rayuan burung itu, hatinya merasa simpati lalu dia pun mengambil burung itu dan dimasukkan ke dalam bajunya. Melihatkan keadaan itu, lantas burung helang itu pun datang menghampiri Nabi itu sambil berkata, "Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku."

Nabi itu teringatkan pesanan arahan dalam mimpinya yang keempat, iaitu tidak boleh putuskan harapan. Dia menjadi kebingungan untuk menyelesaikan perkara itu. Akhirnya dia membuat keputusan untuk mengambil pedangnya lalu memotong sedikit daging pehanya dan diberikan kepada helang itu. Setelah mendapat daging itu, helang pun terbang dan burung kecil tadi dilepaskan dari dalam bajunya.
Selepas kejadian itu, Nabi meneruskan perjalannya. Tidak lama kemudian dia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya, maka dia pun bergegas lari dari situ kerana tidak tahan menghidu bau yang menyakitkan hidungnya. Setelah menemui kelima-lima peristiwa itu, maka kembalilah Nabi ke rumahnya. Pada malam itu, Nabi pun berdoa. Dalam doanya dia berkata, "Ya Allah, aku telah pun melaksanakan perintah-Mu sebagaimana yang diberitahu di dalam mimpiku, maka jelaskanlah kepadaku erti semuanya ini."

Dalam mimpi beliau telah diberitahu oleh Allah S.W.T. bahawa, "Yang pertama engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya nampak besar seperti bukittetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta menahannya, maka marah itu pun akan menjadi lebih manis daripada madu.
Kedua; semua amal kebaikan (budi), walaupun disembunyikan, maka ia tetap akan nampak jua. Ketiga; jika sudah menerima amanah seseorang, maka janganlah kamu khianat kepadanya. Keempat; jika orang meminta kepadamu, maka usahakanlah untuknya demi membantu kepadanya meskipun kau sendiri berhajat. Kelima; bau yang busuk itu ialah ghibah (menceritakan hal seseorang). Maka larilah dari orang-orang yang sedang duduk berkumpul membuat ghibah."

Saudara-saudaraku, kelima-lima kisah ini hendaklah kita semaikan dalam diri kita, sebab kelima-lima perkara ini sentiasa sahaja berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Perkara yang tidak dapat kita elakkan setiap hari ialah mengata hal orang, memang menjadi tabiat seseorang itu suka mengata hal orang lain. Haruslah kita ingat bahawa kata-mengata hal seseorang itu akan menghilangkan pahala kita, sebab ada sebuah hadis mengatakan di akhirat nanti ada seorang hamba Allah akan terkejut melihat pahala yang tidak pernah dikerjakannya. Lalu dia bertanya, "Wahai Allah, sesungguhnya pahala yang Kamu berikan ini tidak pernah aku kerjakan di dunia dulu."

Maka berkata Allah S.W.T., "Ini adalah pahala orang yang mengata-ngata tentang dirimu." Dengan ini haruslah kita sedar bahawa walaupun apa yang kita kata itu memang benar, tetapi kata-mengata itu akan merugikan diri kita sendiri. Oleh kerana itu, hendaklah kita jangan mengata hal orang walaupun ia benar.

Apakah Cinta itu?

Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Qubrusi al-Haqqani


Orang Eropa menulis kata, "Cinta, cinta." Di mana-mana, "Cinta". Itu artinya cinta adalah hal terpenting bagi mereka. Tetapi mereka tidak memohon untuk mendapatkan cinta yang sejati, dan bagaimana mereka dapat meraih samudra Cinta yang tidak terbatas.

Jiwa setiap orang berharap dapat meraih samudra keindahan yang tidak terhingga. Tetapi hanya setetes dari samudra keindahan Ilahi yang dibagikan kepada semua orang. Jadi dari tetesan itu berapa banyak yang dapat mencapai gadis cantik dan pemuda ganteng? Berapa banyak? Begitu banyak sehingga bisa membuat kalian mabuk. Kalian bisa mabuk dengan hanya sebagian dari setetes dari samudra keindahan yang tidak terbatas yang menunggu dan mengharapkan kalian untuk mencapainya, masuk ke dalamnya, berenang, minum, dan mabuk di dalamnya.

Kalian dapat meraih Cinta Ilahi melalui istrimu dan dia pun dapat meraihnya melalui kalian. Karena melalui cintanya kita memohon Cinta sejati dari Allah. Dan itu adalah ajaran yang paling sempurna bagi manusia, yaitu untuk membuat hubungan dari cinta itu, lalu lompat menuju Cinta Tuhanmu.

Tetapi orang tidak terlalu peduli mengenai cinta itu dan tidak membiarkan Pancaran Cinta Ilahi keluar dari hati mereka. Mereka mengejar cinta imitasi, cinta yang sifatnya sementara yang datang dan berlangsung hanya pada acara tertentu, dan termasuk keinginan fisik kita. Cinta itu hanya sementara dan bisa hilang dengan cepat, dan kepuasan yang datang dengan cepat akan berkurang dan semakin berkurang sampai akhirnya berakhir, mengering. Cinta yang berasal dari keinginan fisik akan semakin berkurang kadarnya dan akhirnya mengering.

Kalian bisa mencintai seorang gadis karena usianya yang masih muda tetapi ketika masa mudanya hilang, kalian tidak mencintainya lagi. Itu adalah cinta yang palsu. Kadang-kadang kita mempunyai kedua cinta itu secara simultan, tetapi biasanya keinginan fisik lebih dominan daripada spiritual sehingga yang terakhir tidak bisa muncul.

Tetapi untuk mencapai tujuan akhir manusia kita memerlukan cinta yang permanen, dan hanya Tuhan semesta alam yang dapat memberikannya. Cinta Ilahi yang tertanam dan bersarang dalam hati ummat manusia tidak akan berkurang. Selama kalian mencarinya, kalian akan merasakan bahwa cinta itu semakin bertambah, lebih banyak, lebih terasa, dan kalian akan merasakan bahwa cinta itu tidak akan pernah berakhir.

Hal tersebut dikarenakan tubuhmu akan musnah, tetapi jiwa kalian tidak akan musnah. Tubuh bersifat sementara sedangkan jiwa bersifat permanen. Oleh sebab itu cinta yang menjadi bagian dari tubuhmu dari akan berakhir, sedangkan yang termasuk bagian spiritual akan tetap utuh dan permanen.

Kalian bebas untuk memilih di antara keduanya. Dan kalian bebas untuk mencari salah satu atau yang lain sekehendakmu. Jika kalian menyukai cinta yang bisa berakhir, maka ikutilah keinginan fisikmu. Jika kalian tertarik kepada cinta yang abadi, yang terus bersemi, maka carilah cinta spiritualmu—Apakah kalian melakukannya?

Ketika kalian mengalami peningkatan dalam mencintai kehidupan permanen dan abadi, maka ALLAH memberi hatimu dari Cahaya Ilahi-Nya sehingga kegelapan akan lenyap; sebaliknya jika kalian semakin cinta terhadap kehidupan ini, maka makin banyak pula kegelapan yang memasuki hatimu.

Dalam kegelapan itu seluruh pikiran buruk dan ketakutan akan berkembang selanjutnya ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan berkembang dalam hatimu sebab kegelapan membuat mereka berkembang.

Tetapi jika kegelapan menghilang dari hatimu, yang tinggal adalah cahaya di mana-mana. Tidak ada lagi masalah atau ketidakbahagiaan dalam hatimu. Cahaya, Cahaya Ilahi memberimu kepuasan dan kedamaian, dan semakin banyak cahaya itu tumbuh dalam hatimu makin banyak kedamaian dan kepuasan akan tumbuh di hatimu, dan berharap akan tumbuh terus setiap hari.

Kekuatan Ikhlas yang Menyembuhkan

Kekuatan jiwa adalah sebuah potensi yang tidak tampak tetapi efeknya
luar biasa. Dengan menggunakan kekuatan jiwa, beragam penyakit mulai
dari yang ringan hingga berat sebenarnya dapat disembuhkan.

Seperti diungkapkan praktisi dan pengajar penyembuhan holistik, Reza
Gunawan, pada dasarnya setiap manusia bisa menyembuhkan dirinya
sendiri, tapi tidak semua orang tahu caranya. Salah satu kunci
kekuatan jiwa yang dapat menyembuhkan penyakit adalah perasaan
ikhlas. Menurut Reza, rasa ikhlas secara sederhana dapat diartikan
dengan perasaan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Ikhlas adalah sesuatu yang mungkin hanya dapat digambarkan dengan
perasaan seperti ini. Apapun kenyataan hidup, sudah tidak lagi
berbenturan dengan keinginan dan hasrat karena kita sudah bisa
menerima dengan apa adanya," ungkap Reza di sela-sela kampanye
'Mizone Jadi 100% Kamu' di Jakarta, Selasa (24/6) kemarin.

Ikhlas, terang Reza, dapat menyembuhkan dengan cara menyelaraskan
tubuh dan pikiran, selain juga menetralisir pikiran dan perasaan
supaya tidak terpendam dan menumpuk dalam hati. Ikhlas merupakan
bagian dari konsep sehat secara holistik yakni keselerasan dan
keseimbangan antara
tiga unsur yakni tubuh (body), pikiran (mind) dan jiwa (mood).

"Kalau badan kita sudah muncul keluhan seperti sakit-sakit, itu
berarti timbunan dalam pikiran dan jiwa sudah terlalu banyak. Dengan
hati yang ikhlas, gelombang dan detak jantung menjadi lebih selaras
atau harmonis. Jantung itu pemimpinnya tubuh karena dengan jantung
yang selaras maka otak berfungsi maksimal. Kalau jantung atau
perasaan kita korslet, otak tidak akan bisa berfungnsi
maksimal. Jadi, dengan ikhlas jelas akan membuat tubuh menjadi lebih
sehat," paparnya.

Untuk mencapai dan mewujudkan perasaan ikhlas dalam hati, Reza
menyatakan setiap orang tentu memiliki kemampuan berbeda. Untuk
itulah, Reza menyarankan untuk membiasakan diri berlatih secara
bertahap dan rutin.

"Ada tiga langkah yang dapat dilakukan untuk melatih diri supaya
ikhlas, yang pertama Sering- seringlah berhenti dan bernafas untuk
mengistirahatkan pikiran, ingat bahwa sesuatu tidak ada yang kekal
dan belajar untuk menerima atau mengikhlaskan diri dari tahap yang
paling mudah," tandasnya.

Tiga Tips Melatih Ikhlas

1. Sering-seringlah berhenti dan bernafas (rileks) untuk
mengistirahatkan pikiran. Manusia seringkali sulit mencapai
keikhlasan karena pikirannya jalan terus. Dengan latihan ini, kita
juga akan bebas dari ketegangan.

2. Selalu ingat bahwa segala sesuatu selalu akan berubah. Seseorang
susah ikhlas karena menilai segalanya bersifat kekal, padahal apa
yang tidak kita dapatkan sementara ini pada suatu hari nanti akan
berubah. "Tidak ada yang kekal atau tetap, mungkin situasinya yang
berubah atau keinginan kita yang berubah. Jadi apa yang kita sukai
atau pun kita tak sukai tentu akan berubah," terang Reza..

3. Start di titik yang paling mudah. Belajarlah untuk mulai
menerima hal-hal yang ringan atau gampang dulu. Untuk bisa merasa
ikhlas memang tidak mudah dan terpulang kepada pribadi masing-
masing. Tetapi mulailah untuk menerima kenyataan yang paling ringan
dulu. Dengan begitu, otot ikhlas kita akan terlatih.

Reza mencontohkannya dengan sebuah kasus ketika Anda marah karena tak
bisa menerima bos di kantor yang tak berlaku adil. Kalau Anda tidak
bisa memaafkan orangnya, cobalah untuk memaafkan atau mengikhlaskan
dulu perilakunya. Bila ini masih sulit, mulailah untuk mengikhlaskan
perasaan kita bahwa kita sedang marah.

"Kalaupun memang tidak bisa juga ikhlas dengan perasaan kita sendiri,
minimal ikhlaskan dulu bahwa kita memang belum bisa ikhlas. Jadi,
pada tahap paling ringan itulah yang dapat menjadi pintu paling
gampang menuju gerbang keikhlasan," pungkasnya.

Sumber : Kompas, Rabu, 25 Juni 2008